WhatsApp telah berevolusi lebih dari sekadar aplikasi pesan instan; platform ini telah membentuk budaya komunikasi tersendiri di Indonesia. Penggunaannya yang masif melahirkan berbagai istilah teknis dan singkatan yang menjadi “bahasa umum” dalam percakapan sehari-hari. Mulai dari urusan bisnis hingga sekadar menyapa teman, kode-kode singkat digunakan untuk efisiensi. Namun, di tengah kenyamanan penggunaan fitur-fitur tersebut, belakangan ini komunitas pengguna dikejutkan oleh anomali teknis yang cukup menggelitik pada antarmuka aplikasi.
Kamus Singkatan dalam Ekosistem WhatsApp
Bagi pengguna setia, memahami akronim seperti PM, PC, hingga VN adalah sebuah keharusan agar komunikasi berjalan lancar. Istilah PM atau Private Message, misalnya, sangat lazim ditemukan dalam konteks jual beli. Ketika seorang penjual mempromosikan barang lewat status dengan keterangan “Info harga silakan PM”, ini merupakan ajakan bagi calon pembeli untuk berpindah ke jalur pribadi guna negosiasi lebih lanjut. Hal ini sedikit berbeda dengan PC atau Personal Chat. Meski sama-sama bermakna pesan pribadi, PC memiliki konotasi yang lebih umum dan tidak terbatas pada transaksi bisnis. Istilah ini kerap dipakai dalam koordinasi grup, seperti saat seseorang meminta temannya menghubungi anggota lain secara terpisah untuk membahas tugas spesifik.
Kenyamanan bertukar informasi juga didukung oleh fitur pesan suara dan panggilan video. Singkatan VN (Voice Note) menjadi andalan bagi mereka yang enggan mengetik pesan panjang; cukup menahan ikon mikrofon hijau, pesan suara pun terkirim. Sementara itu, VC (Video Call) telah menjadi istilah baku untuk ajakan tatap muka virtual. Kapasitasnya yang kini menampung hingga delapan peserta membuat VC sangat fleksibel, meski terkadang istilah ini juga dipinjam untuk merujuk pada panggilan suara biasa atau Voice Call.
Di sisi lain, terdapat singkatan yang penggunaannya memicu perdebatan etika, yakni huruf “P”. Mengadopsi konsep “Ping” dari era BlackBerry Messenger, huruf ini kerap dikirim untuk memastikan pesan segera dibaca atau karena sifatnya yang mendesak. Sayangnya, bagi sebagian orang, gempuran huruf “P” dianggap tidak sopan dan menjurus pada perilaku spam. Terakhir, ada istilah TC (Test Chat atau Test Contact) yang berfungsi sederhana: memastikan apakah nomor lawan bicara sedang aktif atau online, yang biasanya ditandai dengan munculnya dua centang pada pesan tersebut.
Kejanggalan Visual di Perangkat iOS
Ketika para pengguna sibuk memanfaatkan istilah-istilah di atas untuk berkomunikasi, sebuah fenomena aneh justru dilaporkan terjadi pada aspek teknis aplikasi, khususnya bagi pengguna iPhone. Alih-alih pembaruan fitur, pengguna menemukan bug antarmuka yang cukup membingungkan di mana header obrolan—bagian yang memuat nama kontak dan foto profil—tiba-tiba berputar secara acak.
Visual yang ditampilkan menyerupai efek “barrel roll” atau putaran penuh layaknya baling-baling. Laporan mengenai gangguan ini mulai bermunculan di forum Reddit, di mana pengguna membagikan rekaman layar yang memperlihatkan nama kontak berputar dengan cepat. Salah satu pengguna dengan nama akun zloetelo memperlihatkan kejadian ini terjadi tepat setelah ia melakukan panggilan video dan mengirim swafoto. Pemandangan surealis ini memancing komentar jenaka dari warganet yang menyebut bahwa “WhatsApp sedang mabuk lagi”. Efek visual ini sepintas mengingatkan pada Easter Egg di Google Search yang akan memutar halaman pencarian jika pengguna mengetikkan kata kunci tertentu, meskipun kemungkinan besar insiden di WhatsApp ini murni kesalahan kode CSS atau antarmuka di mana animasi loading menempel pada elemen yang salah.
Rentetan Masalah Teknis
Berdasarkan pengamatan di berbagai utas diskusi, termasuk laporan dari pengguna Wise_Actuary1194 dan ymmcomp, mayoritas “korban” bug ini adalah pengguna WhatsApp versi iOS. Gangguan visual tersebut umumnya muncul setelah aplikasi melakukan tugas berat, seperti memproses media atau mengakhiri panggilan. Uniknya, teks dan ikon tetap berada di posisi tengah yang presisi saat berputar, mengindikasikan bahwa mesin tata letak aplikasi sebenarnya bekerja normal, hanya saja menerima instruksi animasi yang keliru. Meski demikian, upaya replikasi masalah ini pada perangkat iPhone 16 dengan pembaruan terbaru belum membuahkan hasil yang sama, menandakan bug ini mungkin terjadi secara spesifik atau acak.
Insiden header berputar ini menambah daftar panjang masalah yang dihadapi WhatsApp dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, platform ini menuai kritik tajam setelah menghapus fitur bio permanen dan menggantinya dengan status berwaktu, sebuah langkah yang membuat frustrasi banyak pengguna. Selain itu, tercatat pula adanya kendala pada pemindaian kode QR di WhatsApp Business serta isu penggunaan RAM yang tinggi pada versi Desktop yang memerlukan pembaruan sistem. Fenomena visual yang aneh ini seolah menjadi penutup yang ganjil dari serangkaian gangguan perangkat lunak yang dialami platform pesan instan terbesar di dunia tersebut.