
Swaragapura.com
Asal mula sampalan atau yang diubah menjadi BSA Bukit Sampalan yang berada di Desa sukamaju Kecamatan Cihaurbeuti kabupaten Ciamis berawal dari inisiatip Kepala dusun Tatang untuk membuka sampalan, sampalan yang dibuka atas dorongan masyarakat membuka kebun sampalan menjadi tempat destinasi wisata alam.
Menurut kepala Desa Sukamaju Dede Engkuh saat di sambangi Awak Media bahwa tanah tersebut tanah milik desa yang disebut sampalan sehingga berubah menjadi BSA dan sekarang nenjadi bermanfaat, sehingga atas dorongan dari para penggiat lingkungan agar lebih dioptimalkan terangnya. Senin (20/03/2023).

“Alhamdulillah yang tadinya kebun sampalan ini di rubah menjadi daerah yang berkembang sehingga dengan ajuan pengelola kepada pemerintah desa, kita membangun jalan dengan pengaspalan yang anggarannya dari dana desa dan sekarang berubah nama menjadi BSA Bukit Sampalan, namun seiring nya waktu berjalan kita terkendala dengan adanya virus Corona yang sangat mengganggu,” jelas Kades .
Adanya bantuan dari investor pengusaha asli sukamaju Bukit Sampalan ditata sedemikian rupa dijadikanlah sarana dan prasarana wisata alam yang mempesona, yang diantaranya ada kolam, aula, tempat Selfi dan pasilitas lainnya, sehingga sampai saat ini bukit sampalan jadi rame dan terkenal.
“Kami dari pemerintah Desa selalu memberikan support dan dukungan dengan memberikan bantuan baik berupa bantuan dari anggaran dana desa atau dari bentuk barang terutama kayu, dan sekarang para pedagang pun sudah banyak di lokasi wisata alam bukit sampalan,” ujarnya
Masih ucap Kades,”Pemerintah Desa belum menentukan Pendapatan Asli Desa (PAD) dari sampalan atau perdes adanya Bukit Sampalan, kalau pun ada pemasukan itu inisiatif mereka untuk biaya pemeliharaan bukit sampalan saja, tapi kami sekarang pemerintah desa berupaya untuk diperdeskan terkait tempat wisata tersebut dan masuk ke Asuransi Jasa Raharja sesuai yang diarahkan oleh Kepala dinas Pariwisata saat peresmian dulu, karena sampai saat ini belum ada perdes yang diberlakukan dan takutnya ada hal-hal yang tidak diinginkan,” paparnya.
“Untuk sekarang ini belum ada MOU atau perjanjian yang lainnya, Insya Allah kami akan bermusyawarah dengan pihak pengelola Sampalan terkait MOU, karena sampai saat ini pun belum ada kejelasan pengelola BSA dengan desa,” pungkas kades. (SG.W-025/Awong)