• Sab. Okt 18th, 2025

Bursa Pembalap F1 2026 Memanas: Kursi Red Bull dan Alpine Jadi Rebutan, Masa Depan Tsunoda di Ujung Tanduk

ByYulia Sari

Agu 29, 2025

Peta persaingan pembalap Formula 1 untuk musim 2026 semakin mengerucut. Kini, hanya grup Red Bull (Red Bull Racing dan Racing Bulls) serta tim Alpine yang belum mengonfirmasi susunan lengkap pembalap mereka. Tim-tim besar lainnya, seperti Mercedes, diperkirakan akan mempertahankan George Russell dan mempromosikan Andrea Kimi Antonelli, meskipun pengumuman resmi belum dirilis.

Di sisi lain, tim pendatang baru Cadillac yang akan memulai debutnya pada 2026 telah mengambil langkah pasti dengan merekrut dua pembalap berpengalaman, Valtteri Bottas dan Sergio Perez. Keputusan ini sekaligus menutup pintu bagi talenta muda seperti Felipe Drugovich, Zhou Guanyu, dan Mick Schumacher yang sebelumnya masuk dalam bursa.

Situasi ini sangat kontras dengan bursa transfer pembalap untuk musim 2025, yang diwarnai oleh gelombang debutan seperti Gabriel Bortoleto, Isack Hadjar, Antonelli, Oliver Bearman, dan Jack Doohan. Mereka berhasil mendapatkan kursi F1 di saat yang tepat, membuktikan bahwa dalam dunia balap, bakat saja tidak cukup; berada di tempat dan waktu yang tepat adalah kunci kesuksesan.

Dilema Internal Grup Red Bull

Grup Red Bull menghadapi situasi yang paling kompleks dalam menentukan formasi untuk 2026. Dari total empat kursi yang tersedia di Red Bull Racing dan Racing Bulls, satu-satunya yang hampir pasti adalah posisi Max Verstappen yang akan bertahan setidaknya satu tahun lagi. Nasib tiga kursi lainnya masih menjadi tanda tanya besar.

Di antara para pembalap junior Red Bull, hanya Isack Hadjar yang posisinya dinilai paling aman untuk tetap berada di grid F1 pada 2026. Performanya yang impresif sepanjang tahun ini telah melambungkan namanya sebagai calon bintang masa depan. Namun, pertanyaannya adalah di tim mana ia akan membalap. Apakah ia akan menjalani tahun keduanya di Racing Bulls, sebuah opsi yang tampaknya ia inginkan, atau langsung dipromosikan menjadi rekan setim Verstappen di Red Bull Racing? Banyak pengamat menilai langkah promosi ke tim utama di tahun keduanya akan terlalu dini, bahkan untuk pembalap sekaliber Hadjar.

Sementara itu, nasib Yuki Tsunoda berubah secara dramatis di pertengahan musim. Di bawah kepemimpinan Christian Horner sebelumnya, Tsunoda seolah tidak mendapatkan apresiasi yang layak, dan tim pun dinilai kurang berupaya menyediakan mobil yang sesuai dengan gaya balapnya. Di bawah manajemen lama, peluang Tsunoda untuk meninggalkan keluarga Red Bull di akhir tahun tampak sangat besar.

Namun, kedatangan Laurent Mekies sebagai pimpinan tim yang baru menjadi angin segar bagi Tsunoda. Mekies mengenal baik dan sangat menghargai kemampuan pembalap asal Jepang tersebut. Kini, Tsunoda memiliki kesempatan emas untuk membuktikan kemampuannya di lintasan dengan dukungan penuh dari atasannya. Ini adalah pertarungan krusial bagi kelangsungan kariernya di F1. Jika ia terdepak dari Red Bull Racing, kemungkinan untuk kembali ke Racing Bulls dianggap sangat kecil.

Adapun Liam Lawson, setelah sempat membalap di dua seri awal, ia dikembalikan ke Racing Bulls. Peluangnya untuk kembali ke kursi tim utama Red Bull Racing tampaknya sudah tertutup. Kini, Lawson berjuang untuk mempertahankan posisinya di Racing Bulls, di mana ia kemungkinan akan berperan sebagai tolok ukur bagi pembalap baru seperti Arvid Lindblad atau bahkan bagi Hadjar di musim keduanya.

Peluang Baru di Tim Alpine

Di tengah ketidakpastian masa depannya di Red Bull, Yuki Tsunoda kini memiliki alternatif baru yang potensial: tim Alpine. Kemungkinan ini diungkapkan langsung oleh Flavio Briatore, yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif dan tokoh kunci di tim pabrikan Prancis tersebut.

Alpine saat ini sedang mengalami krisis performa pembalap. Mereka sempat memberhentikan Jack Doohan di awal musim dan menggantikannya dengan Franco Colapinto. Namun, Colapinto juga gagal memenuhi ekspektasi dan belum meraih satu poin pun dalam delapan balapan terakhir. Menurut media spesialis “F1 OVERSTEER”, Alpine sebelumnya telah mendekati Sergio Perez dan Valtteri Bottas, namun keduanya lebih memilih untuk bergabung dengan proyek Cadillac. Hal ini memaksa Alpine untuk mencari target baru.

Media tersebut melaporkan, “Meskipun Doohan kehilangan kursinya setelah enam balapan, kemungkinan kembalinya dia secara sensasional masih terbuka. Selain itu, Briatore menyatakan bahwa ‘nama Tsunoda juga sedang dipertimbangkan’. Saat ini, Tsunoda dan Doohan tampaknya menjadi kandidat terkuat untuk menggantikan Colapinto.” Jika transfer ini terwujud, Tsunoda akan kembali bereuni dengan mantan rekan setimnya, Pierre Gasly.

Situasi ini menempatkan Tsunoda di persimpangan jalan. Di satu sisi, ia tengah mengalami periode sulit dengan catatan tujuh balapan beruntun tanpa poin, sebuah rekor terburuk bagi tim Red Bull. Di sisi lain, meski kemungkinan perpanjangan kontrak dengan Red Bull masih ada, pintu untuk memulai babak baru bersama Alpine kini terbuka lebar.