• Sen. Des 22nd, 2025

Guncangan di Dunia Tenis: Perpisahan Alcaraz dan Ferrero Serta Dampaknya Jelang Australia Terbuka

ByDian Wijaya

Des 22, 2025

Dunia tenis pekan ini diguncang kabar mengejutkan mengenai keputusan Carlos Alcaraz untuk berpisah jalan dengan pelatih lamanya, Juan Carlos Ferrero. Kegagalan mencapai kesepakatan kontrak baru untuk melanjutkan kemitraan jangka panjang mereka hingga tahun 2026 meninggalkan tanda tanya besar mengenai langkah selanjutnya bagi petenis nomor satu dunia tersebut. Situasi ini menciptakan ketidakpastian, mengingat Alcaraz selama ini menjadikan Akademi Ferrero sebagai basis latihannya. Kini, belum jelas apakah ia akan tetap berlatih di sana atau mencari markas baru.

Tantangan Mencari Pengganti dan Ujian di Australia

Mencari sosok pelatih yang memiliki pemahaman mendalam serta semangat yang sama terhadap masa depan Alcaraz tentu bukan tugas mudah. Posisi pelatih utama yang selama ini diisi oleh mantan juara French Open tersebut sangat krusial sejak awal karier profesional petenis muda asal Spanyol itu. Untuk sementara waktu, Sami Lopez yang namanya mungkin belum terlalu mentereng diperkirakan akan mengambil alih peran Ferrero. Ujian sesungguhnya bagi tim baru ini akan segera tiba pada ajang Australia Terbuka bulan depan.

Menariknya, Alcaraz memiliki rekor kemenangan 33-2 dalam pertandingan yang dimainkannya tanpa kehadiran Ferrero di dalam boks pemain. Namun, perlu diingat bahwa sang mentor biasanya tetap memberikan dukungan melalui sambungan telepon. Skenario rujuk pun sebenarnya masih terbuka. Jika Alcaraz gagal bersinar di Australia Terbuka, bukan tidak mungkin ia akan kembali kepada Ferrero, menyelesaikan perbedaan pandangan yang ada, dan memperbarui kemitraan mereka. Laporan luas di media Spanyol mengonfirmasi bahwa Ferrero ditawari pengurangan nilai finansial serta beberapa perubahan dalam hubungan kerja yang tidak ia sukai, yang disinyalir menjadi alasan utama perpisahan ini.

Masalah Jadwal dan Profesionalisme

Greg Rusedski, mantan petenis profesional, mengaku tidak terkejut dengan kabar ini. Menjelang perilisan episode kedua podcast barunya, Off Court with Greg, ia menduga adanya ketidaksepakatan mengenai penjadwalan dalam beberapa minggu terakhir. Alcaraz sempat mengalami cedera di ajang ATP Tour Tokyo dan kembali cedera di ATP Finals, namun ia tetap bermain di sirkuit ekshibisi. Hal ini kontras dengan pendekatan timnya yang terlihat dalam dokumenter Netflix baru-baru ini, di mana mereka ingin Alcaraz menjadi sangat profesional demi mencapai level para legenda seperti Roger Federer, Rafael Nadal, dan Novak Djokovic.

Rusedski membandingkan situasi ini dengan Jannik Sinner yang memilih mundur dari Final Davis Cup dan tidak mengikuti ekshibisi demi mempersiapkan musim baru. Saat Federer, Nadal, dan Djokovic berada di puncak karier, mereka jarang terlihat bermain di terlalu banyak pertandingan ekshibisi. Masa di luar musim kompetisi adalah waktu krusial untuk persiapan, namun di usianya yang masih muda, Alcaraz mungkin merasa fisiknya mampu menanggung beban tersebut tanpa konsekuensi, sebuah asumsi yang belum tentu benar.

Pelajaran Berharga Bagi Flavio Cobolli

Di tengah kemelut manajerial ini, persiapan di lapangan harus tetap berjalan. Flavio Cobolli tampaknya menjadi pemain pertama yang berkesempatan berlatih tanding dengan Alcaraz sejak berita mengejutkan tersebut keluar pada hari Rabu. Cobolli, yang sedang bekerja keras membangun performa impresif setelah menembus peringkat 20 besar ATP dan membantu Italia meraih kemenangan ketiga berturut-turut di Davis Cup, memanfaatkan momen ini sebaik mungkin. Ia dan timnya sadar betul bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, dan berlatih bersama Alcaraz tentu membantu menyoroti area mana saja yang perlu ditingkatkan.

Petenis Italia berusia 23 tahun itu mengungkapkan kekagumannya setelah berlatih dengan pemenang enam gelar Grand Slam tersebut. Kepada Ubitennis, Cobolli menyebutkan bahwa dua jam latihan bersama Alcaraz terasa sangat singkat, seolah hanya berlangsung 20 menit, berbeda rasanya jika dibandingkan berlatih dengan pemain lain. Ia mengakui mendapatkan banyak pelajaran, bahkan tanpa Alcaraz harus mengatakan apa pun secara verbal; hanya dengan mengamati dan bermain bersamanya, Cobolli menyerap banyak ilmu.

Realitas Mengejar Ketertinggalan

Ketika ditanya mengenai ambisinya mengejar Jannik Sinner, Cobolli memberikan jawaban yang sangat membumi. Ia menyadari perlunya bersikap realistis dalam hidup. Meskipun ia bekerja keras setiap hari untuk mencapai level tersebut, ia mengakui bahwa saat ini jarak kualitas antara dirinya dan Sinner masih terbentang cukup jauh. Latihan bersama Alcaraz mungkin menjadi salah satu langkah strategis Cobolli untuk perlahan memangkas jarak tersebut, sembari Alcaraz sendiri menavigasi masa transisi kariernya tanpa kehadiran Ferrero di sisinya.