Pasar layanan makanan (foodservice) di Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan yang signifikan dan diperkirakan akan mengalami lonjakan dalam beberapa tahun mendatang. Berdasarkan laporan riset terbaru dari IMARC Group berjudul “Indonesia Foodservice Market Size, Share, Trends and Forecast by Product Type, Distribution Channel, and Region, 2025-2033”, sektor ini diprediksi tumbuh pesat seiring dengan perubahan gaya hidup dan perkembangan teknologi.
Ukuran dan Proyeksi Pasar
Pada tahun 2024, nilai pasar layanan makanan Indonesia mencapai USD 45 miliar. Diperkirakan angka ini akan melonjak menjadi USD 121,6 miliar pada 2033, dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) sebesar 11,66% selama periode 2025 hingga 2033.
Peningkatan ini didorong oleh sejumlah faktor, di antaranya adalah pertumbuhan kelas menengah yang disertai dengan peningkatan daya beli. Masyarakat Indonesia kini semakin mencari variasi dan kenyamanan dalam aktivitas makan, yang menyebabkan menjamurnya restoran cepat saji (QSR) dan jaringan restoran kasual.
Tren dan Perubahan Perilaku Konsumen
Perubahan selera dan gaya hidup mendorong berbagai inovasi dalam layanan makanan. Merek internasional mulai menyesuaikan menu mereka dengan cita rasa lokal, termasuk menggabungkan rasa khas Nusantara untuk menarik konsumen Indonesia. Selain itu, kesadaran akan pola makan sehat juga meningkat. Konsumen kini lebih memilih makanan organik, rendah kalori, dan bersumber dari bahan berkelanjutan. Sebagai respons, banyak restoran mulai menawarkan pilihan menu yang lebih sehat dan ramah lingkungan.
Meski makanan kaki lima tetap menjadi bagian penting dari budaya kuliner Indonesia, para penjual mulai meningkatkan standar kebersihan dan kualitas bahan baku. Hal ini membuka peluang bagi mereka untuk menjangkau segmen konsumen yang lebih luas dengan harga yang tetap terjangkau namun berkualitas.
Digitalisasi turut memainkan peran besar dalam transformasi industri ini. Platform pemesanan makanan daring seperti Grab dan Go-Bolt kini menjadi elemen penting, memudahkan konsumen dan memperluas jangkauan bisnis makanan.
Inovasi dan Keberlanjutan sebagai Fokus Utama
Praktik ramah lingkungan semakin menjadi sorotan di kalangan pelaku industri. Banyak restoran yang mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan memilih sumber bahan lokal. Tren konsumsi berbasis nabati dan protein alternatif juga mulai populer karena konsumen semakin peduli terhadap dampak lingkungan dari pilihan makanan mereka.
Selain itu, konsep experiential dining atau pengalaman makan yang unik juga berkembang. Restoran bertema, pop-up, dan pengalaman makan bersama koki kini menjadi favorit, terutama bagi mereka yang ingin mengabadikan momen yang estetik dan menarik di media sosial.
Potensi Cloud Kitchen dan Brand Virtual
Model bisnis seperti cloud kitchen dan merek virtual mulai menarik perhatian pelaku industri. Konsep ini memungkinkan pengusaha memperkenalkan masakan khas tanpa perlu investasi besar untuk lokasi fisik. Persaingan di sektor ini juga memicu inovasi layanan makan di tempat dengan pengalaman yang berbeda, termasuk penciptaan suasana unik, pelayanan personal, dan menu yang disesuaikan dengan selera konsumen yang semakin selektif.
Segmentasi Pasar Layanan Makanan Indonesia
Laporan ini membagi pasar layanan makanan Indonesia ke dalam beberapa segmen, berdasarkan jenis layanan, lokasi, dan wilayah:
Jenis Layanan:
-
Kafe dan Bar (termasuk pub, bar jus, kedai kopi spesialis)
-
Cloud Kitchen
-
Restoran Layanan Penuh
-
Restoran Cepat Saji (termasuk burger, pizza, es krim, roti, daging, dan lainnya)
Jenis Outlet:
-
Outlet Berjaringan
-
Outlet Independen
Lokasi:
-
Hiburan
-
Penginapan
-
Ritel
-
Mandiri
-
Perjalanan
Wilayah:
-
Jawa
-
Sumatra
-
Kalimantan
-
Sulawesi
-
Wilayah Lainnya
Dengan dinamika pasar yang terus berkembang dan perubahan preferensi konsumen yang semakin kompleks, industri layanan makanan Indonesia diperkirakan akan menjadi salah satu sektor yang paling menjanjikan dalam dekade mendatang.