Di tengah ketidakpastian ekonomi global, para ahli menilai bahwa Thailand dan Indonesia memiliki potensi besar untuk bekerja sama demi mendorong kemakmuran bersama. Hal ini disampaikan dalam forum eksekutif yang digelar pada Kamis lalu.
Forum tersebut diselenggarakan oleh Sasin School of Management bekerja sama dengan Kamar Dagang Indonesia-Thai, dan berlangsung di TK Hall, Sasin School of Management, di distrik Pathumwan, Bangkok.
Ian Fenwick, Direktur Sasin, menekankan pentingnya memperkuat hubungan ekonomi dan mempermudah kerja sama lintas batas di kawasan ASEAN, terutama saat dunia bergerak menuju praktik yang lebih cerdas dan berkelanjutan.
Menurutnya, forum ini menjadi wadah bagi para pemimpin bisnis dari berbagai sektor di Thailand dan Indonesia untuk berbagi tren pasar yang sedang berkembang, sekaligus membahas peluang dan tantangan dalam menjalankan usaha di tengah dinamika global.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Thailand, Rachmat Budiman, menggarisbawahi bahwa Thailand dan Indonesia telah menjalin hubungan yang erat selama 75 tahun sejak terjalinnya hubungan diplomatik pada 7 Maret 1950.
Ia juga menyoroti bahwa pertemuan antara Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra di Bangkok pada bulan Mei menjadi momen penting untuk mempererat kerja sama ekonomi, terutama melalui peningkatan hubungan bilateral menjadi kemitraan strategis.
Menghadapi perubahan besar dalam lanskap ekonomi global — mulai dari pergeseran geopolitik, transisi energi, hingga transformasi digital — Budiman menekankan bahwa kedua negara perlu mempererat kolaborasi di bidang politik, ekonomi, perdagangan, investasi, pariwisata, dan teknologi.
Ia mengakui bahwa persaingan ekonomi global tidak dapat dihindari, namun hal ini juga membuka peluang bagi kedua negara untuk tumbuh lebih kuat. “Risiko ini adalah bentuk persaingan yang sehat. Di sinilah kita dapat saling belajar, berkembang bersama, dan mendukung perusahaan-perusahaan kita dengan cara yang damai meski penuh tantangan,” ujarnya.