Dalam dunia bola basket, penguasaan teknik fundamental adalah kunci untuk meraih kemenangan. Salah satu teknik umpan yang krusial namun seringkali membutuhkan presisi tinggi adalah overhead pass atau umpan dari atas kepala. Teknik ini menjadi senjata ampuh dalam situasi tertentu, dan pemahaman mendalam tentang mekanismenya membedakan pemain amatir dengan pemain profesional.
Memahami Teknik Krusial: Overhead Pass
Overhead pass adalah teknik mengumpan bola yang dilakukan dari atas kepala. Umpan jenis ini sangat efektif ketika seorang pemain dijaga ketat oleh lawan atau ketika jarak antara pengumpan dan penerima cukup jauh. Tujuannya adalah untuk mengirim bola melampaui jangkauan pemain bertahan lawan, seringkali ke rekan setim yang berada di area low post.
Berbeda dengan chest pass (umpan dada) atau bounce pass (umpan pantul) yang gerakannya cenderung mendorong bola, gerakan lengan utama dalam overhead pass adalah mengayunkan bola dengan kuat ke arah target. Untuk melakukannya dengan benar, posisi awal tubuh harus menghadap ke arah lemparan. Lengan kemudian diayunkan ke depan hingga siku lurus, dan bola dilepaskan tepat saat lengan dalam posisi lurus penuh. Sebagai gerakan penutup, berat badan dipindahkan ke depan untuk memberikan kekuatan dan akurasi maksimal pada umpan. Namun, pemain harus tetap waspada, karena saat bola berada di belakang kepala, ia rentan direbut oleh lawan dari belakang.
Milan Brown: Talenta Muda yang Siap Bersinar
Berbicara tentang penguasaan teknik dan talenta muda, salah satu nama yang paling menarik perhatian di tim basket wanita Wake Forest adalah Milan Brown. Pemain guard setinggi 5-kaki-8 (sekitar 173 cm) asal Baltimore, Maryland ini memasuki musim pertamanya bersama tim yang dijuluki “Demon Deacons” dengan antusiasme yang tinggi.
Rekam jejaknya di Mercy High School, Baltimore, sangat mengesankan. Ia dinobatkan sebagai 695 Hoops Freshman of the Year musim 2021-22 setelah membawa timnya mencatatkan rekor 23-1. Brown juga meraih penghargaan All-Metro dan All-Conference selama tiga tahun berturut-turut (sebagai freshman, sophomore, dan junior). Puncaknya, ia dianugerahi gelar Hoops Player of the Year untuk musim 2023-24, sekaligus masuk dalam tim utama All-Metro dan All-Defense.
Alasan Memilih Wake Forest dan Adaptasi
Ketika ditanya mengenai keputusannya memilih Wake Forest, Brown menjelaskan bahwa universitas tersebut menawarkan keseimbangan yang sempurna. “Saya merasa ini adalah tempat di mana saya bisa berkembang, baik di dalam kelas maupun di lapangan. Ini adalah panggung yang sempurna bagi saya untuk bisa bersaing setiap malam di kompetisi ACC,” ujarnya. Ia menambahkan, “Saya memilih ACC karena ini adalah konferensi terbaik untuk bermain basket.”
Sejak awal musim panas, Brown telah berada di Winston-Salem, memanfaatkan waktu untuk membangun hubungan dengan rekan-rekan setimnya. Baginya, Wake Forest telah menjadi rumah kedua. “Komunitas di sini sangat erat, kampusnya tidak terlalu besar, dan saya sangat menghargai itu karena saya merasa telah membangun beberapa hubungan yang sangat baik dan berkualitas. Bagi saya, kualitas lebih penting daripada kuantitas dalam segala hal,” katanya.
Brown bergabung bersama empat freshman lainnya: Opal Bird, Grace Galbavy, Caitlyn Jones, dan Savannah Metcalfe. Meskipun tim diisi oleh banyak talenta muda, Brown menyatakan bahwa mereka semua telah menyatu dengan sangat baik dalam waktu singkat.
Menatap Musim Baru dengan Optimisme
Menjelang pertandingan pembuka musim melawan Radford pada 3 November, Brown merasa optimis dengan perkembangan timnya. “Karena kami tim yang sangat muda, ada banyak hal yang harus dipelajari selama musim panas,” jelasnya. “Sekarang kami akhirnya mulai memahami sistem permainan, baik dalam serangan maupun prinsip-prinsip pertahanan.”
Meskipun bola basket memainkan peran besar, faktor akademis juga menjadi penentu keputusannya. “Olahraga adalah bagian besar dari diri saya, tetapi saya juga seorang mahasiswi. Jadi, saya ingin berada di tempat yang menghargai pendidikan, di mana gelar saya akan tetap berarti ketika bola basket sudah tidak lagi saya mainkan,” terangnya.
Brown tidak sabar untuk memulai musim. “Saya sangat bersemangat untuk bermain di hadapan pendukung tuan rumah. Saya antusias untuk bersaing. Saya yakin kami akan mengejutkan banyak pihak di setiap pertandingan.”
Jadwal Berikutnya
Tim Demon Deacons akan memulai musim mereka pada hari Senin, 3 November, saat mereka menjamu Radford University pada pukul 5 sore waktu setempat di Lawrence Joel Veterans Memorial Coliseum.